Korban: Syarat mutlak mengikuti Yesus
Penulis: Sr. Ambrosia Remetwa
Paroki Asal: Hati Kudus Yesus Ohoidertutu
Bacaan I: Kis. 14:5-18 | Bacaan Injil: Yoh. 14:21-26
Para suster yang terkasih…,
Dalam bacaan pertama mengisahkan orang-orang pada zaman itu yang belum mengenal Yesus dalam perbuatan-perbuatan baik para murid Yesus. Mereka mengira bahwa semua itu berasal dari dewa-dewa mereka. Bacaan injil mengajarkan kita untuk saling mengasihi dan dan mencintai. Mengasihi bukan hanya dengan kata-kata namun juga dengan perbuatan. Cinta tanpa pengorbanan adalah sia-sia. Kita yang dipanggil secara khusus untuk mengikuti Tuhan, telah mengkonkritkan rasa cinta kita kepada Tuhan dengan mampu meninggalkan segala kenyamanan kita, cita-cita kita, orang-orang yang kita kasihi untuk mengikuti Yesus dan melayani banyak orang.
Bertolak dari kedua bacaan ini saya ingin membagikan pengalaman saya ketika saya pertama kali dipanggil untuk menjdi seorang biarawati. Saya terpanggil untuk menjadi suster ketika saya lulus SMA. Saya tertarik dengan salah seorang suster TMM yang mengikuti ret-ret di kampung saya. Ketika melihat suster tersebut tiba-tiba saya berkeinginan untuk menjadi seorang suster. Keinginan itu saya utarakan kepada kedua orang tua dan kaum keluarga. Mereka menyetujui hanya ayah saya saja yang tidak menyetujui. Ayah menginginkan saya kuliah karena ayah telah menyiapakan semua perlengkapan perkuliahan. Pada akhirnya ayah menyetujui keinginan saya menjadi seorang suster karena itu sudah menjadi keputusan bulat saya. Ayah menyetujui permintaan saya tapi dengan satu syarat bahwa semua perlengkapan dan kebutuhan yang berkaitan dengan biara ditanggung sendiri.
Para suster yang terkasih…,
Dari pengalaman ini saya belajar bahwa mencintai Tuhan Yesus dan mengikutiNya tidaklah mudah. Ada banyak hal yang harus kita korbankan. Tuhan sendiri telah mengajarkan pngorbanan itu dengan sengsara dan wafat di kayu salib. Itulah pengorbanan dan cinta Yesus yang amat besar untuk kita. Marilah membagikan cinta Tuhan kepada sesama bukan hanya dengan perkataan tetapi juga dengan tindakan. Marilah kita belajar untuk selalu mengenal Yesus dalam setiap pengalaman hidup kita sehari-hari dan mewartakan karya keselamatan Tuhan bagi setiap orang yang kita jumpai.
Leave a Reply