TAREKAT MARIA MEDIATRIX

PER MARIAM AD JESUM

TMM (TAREKAT MARIA MEDIATRIX) KEMBALI BERDUKA

Bagikan kepada teman-teman anda ...

Suster Wilhelmina Ratuanak TMM adalah sosok yang ceriah, murah senyum, lembut, sabar, tenang, disiplin, setia, tekun, tidak pernah membuat susah orang dan welcome kepada siapa saja yang pernah mengenalnya, dalam menjalani hidup panggilan dan tugas perutusannya dalam Tarekat  Maria

Mediatrix. Bertempat di Biara TMM Ave Maria, jalan Poros-Sifnana, Saumlaki Kepulauan Tanimbar, Suster Wilhelmina Ratuanak TMM menghembuskan nafas terakhirnya karena sakit yang sudah lama diderita. 

Berita DUKA sempat mengguncang segenap anggota Tarekat, karena belum lama ini, TMM masih diliputi rasa duka yang mendalam karena kehilangan anggotanya almarhumah Suster Teresa Da Costa TMM yang belum genap 40 hari. Miris…tapi apa daya, semua terjadi kerena kehendak Dia yang punya kuasa memberi dan mengambil seturut kehendak-Nya,  Ayub Bab 1: 21

Suster Wilhelmina Ratuanak TMM lahir di desa Sifnana, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, pada tanggal, 19 Juli 1947 dari pasangan Liberatus Ratuanak (almarhum) dan Wilhelmina Masela (almarhumah) sebagai anak ke tiga dari tujuh bersaudara. 

Almarhumah suster Weli TMM demikian sapaan akrabnya,  tertarik mengikuti Kristus secara dekat sebagai seorang Biarawati, lahir dari pengalaman iman keluarga yang kemudian ditumbuhkembangkan dan diwujudkan didalam dan melalui Tarekat Maria Mediatrix, dengan motto ‘Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu’. 

Almarhumah menjalani masa pendidikan dalam Tarekat Maria Mediatrix (TMM) di Langgur-Kabupaten Maluku Tenggara. Masa Aspiran dimulai pada tanggal, 16 Agustus 1965, masa Postulan 14 Agustus 1966 dan  masa Novisiat: 1967-1968. Setelah masa pembinaan yang dilalui tahap demi tahap berakhir maka, almarhumah diterima sebagai suster Yunior dalam Tarekat Maria Mediatrix pada tanggal, 15 Agustus 1968 dengan penerimaan MEDALI SANTA PERAWAN MARIA PENGANTARA atau yang lebih dikenal sebagai MEDALI WASIAT,  beliau mengikrarkan Kaul Kekal sebagai Anggota Defenitif dalam Tarekat Maria Mediatrix  pada tanggal, 15 Agustus 1976. Pada tanggal, 15 Agustus 1993 merayakan PESTA PERAK  25 Tahun Hidup Membiara dan pada tanggal, 15 Agustus 2008 merayakan PESTA PANCA WINDU HIDUP MEMBIARA. 

Masa hidupnya dibaktikan kepada Tuhan melalui setiap tugas dan karya pelayanan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh tanggungjawab dan setia. Bunda Weli sapaan akrab bagi kerabatnya membawa banyak jiwa mengenal Kristus yang menjadi mempelainya, hal ini terlihat dari kinerjanya selama ini, teristimewa di karya pendidikan. Sebagai  suatu persaudaraan dalam Tarekat Maria Mediatrix, kami sungguh merasa sedih dan kehilangan. Pada moment duka ini, dari hati tulus saya menyampaikan limpah terima kasih dan penghargaan kepada Sr. Wilhelmina Ratuanak TMM atas segala perjuangan dan pengorbananmu, baik lahir maupun batin selama menjalani dan melaksanakan tugas perutusan Tarekat melalui karya pendidikan. 

Sebagai sama saudara dalam TMM, saya bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan telah memilih seorang pribadi yang sungguh – sungguh menyadari akan panggilan dan perutusannya sebagai seorang religius TMM. Saya kagum karena beliau begitu mencintai Tarekat dan karya-karya-nya sehingga kapan dan dimanapun diutus, beliau selalu menyatakan kesiap sediannya, sebagai mana yang diteladankan oleh Bunda Maria Pengantara dan Bapa Pendiri Mgr. Joannes Aesrt MSC, ungkap Suster Pemimpin Umum dalam SAMBUTANnya, yang dibacakan oleh Suster Stefani Jaftoran TMM ‘Dewan Pimpinan’ mewakili Pemimpin Umum, pada saat upacara pelepasan jenazah almarhumah Suster Wilhelmina Ratuanak bertempat di Gereja Tri Tunggal Mahakudus-Sifnana, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. 

 

Deritaku adalah SALIB, yang harus dipikul, demi menyilih dosa dan kesalahanku, demikian sepenggal kalimat yang ditulis oleh almarhumah via whatsApp. Bercermin dari Yesus Sang Juruselamat kita, yang mengalami rupa-rupa penderitaan, siksaan, penderaan, fitnahan, pukulan, bahkan di Salibkan hingga Wafat di Kayu Salib. Namun kini bangkit dengan jaya dan mulia duduk di samping Kanan Bapa di Surga. Di penghujung ziarah hidupnya, Suster Wilhelmina TMM, pun turut mengambil sedikit bagian dari derita Yesus, lewat pengalaman sakitnya. Sebagai orang beriman beliau memaknai deritanya sebagai sebuah persembahan diri pada Tuhan yang telah memanggilnya, sehingga dia menerima dengan tenang dan senyuman, ini terlihat dari raut wajahnya. Sebagai orang beriman maka kita percaya bahwa saat ini, Saudari kitapun turut mengalami kebangkitan bersama Yesus dalam kemuliaan Allah, jangan lupa doakan kami yang masih berziarah di bumi ini. Sebagai teman seperjuangan dalam Tarekat Maria Mediatrix, kami tetap mendoakan semoga amal bakti dan kerja kerasmu dilayakan oleh Tuhan dengan ganjaran ‘menerimamu bahagia dalam kerajaan Surgawai’. Dan semoga suster tetap menjadi mediator yang baik demi kemuliaan Tuhan dan demi keluhuran nama Tarekat Maria Mediatrix. Akhirnya…..

Selamat Jalan saudariku tercinta… Doa kami mengiringi perjalananmumu menjumpai Bapa di Surga”. Dan dengan penuh kerendahan hati, kami juga menyampaikan limpah terima kasih kepada Saudari Sr. Wilhelmina Ratuanak TMM atas kesetiaanmu, pengorbananmu dan pengabdian tulusmu kepada Tarekat selama kurang lebih 50 tahun ini. Semoga amal baktimu menghantar-mu,  masuk dalam Surga Abadi. 

Setelah pemberkatan jenazah almarhumah Suster Wilhelmina Ratuanak TMM, oleh RD. Simon Petrus Matruti, kemudian jenazah dihantar ketempat peristirahatannya yang terkahir yakni bertempat di Lokasi Kristus Raja Olilit Timur. 

PUISI UNTUK SR. WILHELMINA

CINTA itu mempertemukan Ku dengan Panggilan Suci.
CINTA itu menyatukan Ku, sampai Kaul Kekal.
CINTA itu memisahkan Ku dalam Tugas Pelayanan.
dan CINTA itu meninggalkan Ku di saat-saat Ulang Tahun-nya
Tapi satu hal yang Ku yakin,
CINTA itu sesalu menguatkan Ku.
Terima Kasih CINTA Ku
Mama Sr.Wilhelmina Ratuanak TMM.


Oleh: Sr Valentina Lamere TMM

Malaikat Kami

Bagikan kepada teman-teman anda ...

       Hidup adalah sebuah perjalanan di antara relasi-relasi. Sebagai orang Katolik, relasi-relasi
yang terjalin antar sesama anak Allah adalah relasi-relasi yang dibangun atas dasar kasih mesrah
yang merupakan cara hidup yang dituntut oleh Yesus sendiri. Relasi kasih itu hendaknya
dijalankan dengan setia, pertama-tama bukan supaya kita memperoleh keuntungan darinya, tetapi
lebih karena ketaatan kepada Allah dan penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Satu
tuntutan yang harus dipenuhi dalam kaitannya dengan hai itu adalah supaya kita tetap menjaga
relasi itu dengan baik demi keselamatan sesama manusia dan kemuliaan Allah. Karena
sesungguhnya Allah Tritunggal adalah sebuah Comunio atau relasi kasih itu sendiri.
Amanat di atas adalah salah satu dari sekian amanat yang dimandatkan atau yang kami
peroleh dari Sr. Teresa Da Costa TMM. Sebuah pelajaran hidup yang sangat berguna yang
diberikan oleh seorang yang tidak sedarah dengan kami tetapi yang selalu kami sapa Ibu.
Mama Suster atau Oma Suster Tere adalah seorang Ibu yang penuh kasih. Seperti seorang
ibu pada umumnya, beliau sangat mencintai kami anak-anaknya. Beliau mengusahakan apa yang
kami perlukan dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup kami. Beliau membangun
relasi dengan orang-orang baik yang peduli akan kehidupan sesamanya, semata-mata untuk kami
anak-anaknya. Beliau tidak mengingat dirinya atau dengan kata lain beliau melupakan dirinya
sendiri, untuk mengabdi Tuhan dalam diri anak-anak yang beliau asuh. Semua tindakan kasihnya
beliau lakukan dalam keserhanaan dan kerandahan hati. Beliau tetap hidup dalam semangat
kesederhanaan karena beliau tahu dengan sangat baik bahwa beliau hanyalah seorang abdi Tuhan
yang bekerja dan memperoleh kekuatan dari Tuhan dan sesama, sehingga beliau tidak memiliki
alasan apapun untuk memegahkan atau menyombongkan diri.
Mama Suster atau Oma Suster Tere juga merupakan seorang TMM sejati yang selalu ingat
akan saudari-saudarinya yang hidup di komunitas lain. Dalam keterbatasan dan
kesederhanaannya, beliau masih selalu menyempatkan diri untuk membantu sesama saudarinya
dengan memberikan sedikit dari apa yang beliau punya. Walaupun sedikit, yang terpenting
adalah kasih yang beliau sertakan dalam pemberian itu. beliau tidak pernah egois atau ingat diri
sendiri. Beliau juga sangat peduli akan kehidupan orang-orang di sekitarnya. Para tetangga, para
pengurus RT dan RW, tukang becak, para pemungut sampah, dan orang-orang kecil lainnya
beliau perhatikan dan beliau salurkan kasih Tuhan melalui pemberian yang sederhana. Seperti
MGR. Joannes Aerts yang tidak ingat akan keselamatan dirinya sendiri, tetapi hidup untuk orang
lain, Mama Suster Tere pun melakukan hal yang sama. Dengan semua tindakan atau kenyataan
ini, beliau patut disebut sebagai Putri Joannes Aerts yang sejati.
Mama Suster atau Oma Suster Tere dalam menjalani misi Tarekat, beliau memperoleh
banyak tantangan dan kesulitan, baik dari orang lain maupun orang yang dekat dengannya.
Tetapi semuanya itu tidak menjadikannya putus asa dan patah semangat. Beliau memandang
semuanya itu sebagai salib yang Tuhan berikan padanya. Salib hidup yang jika dipanggulnya
dalam kesetiaan, akan mengantarnya kepada kemuliaan Tuhan. Salib itu semakin berat ketika
beliau harus menghadapi kenyataan bahwa sebuah penyakit ganas bersarang di tubuhnya. Tetapi
karena cinta kepada Tuhan, Tarekat, dan sesama, beliau tidak menyerah dan tetap berjuang.
Beliau juga tidak mau menyusahkan orang lain, sehingga penyakitnya itu beliau simpan dalam
hati dan beliau renungkan serta beliau terima sebagai salib.
Salib itu semakin berat dan semakin dekat dengan kemuliaan Tuhan ketika beliau harus
masuk ke Rumah Sakit guna melakukan operasi untuk mengangkat penyakitnya itu. operasi
dilakukan dua kali dengan kondisi yang tidak stabil. Setelah operasi kedua, beliau sempat
beristirahat di biara selama kurang lebih satu bulan dan kemudian dilarikan lagi ke ICU karena
kondisi yang semakin melemah. Selama seminggu beliau dirawat di RS sebelum akhirnya meliau
menghadap Tuhan dalam kemuliaan. Selama masa-masa sakitnya, beliau masih sempat
membantu banyak orang. Beliau juga memperoleh perhatian dari banyak orang. Hal ini
menunjukkan bahwa beliau adalah orang baik, orang sederhana, orang renda hati yang dekat
dengan sesama, mencintai sesama.
Beliau melakukan semuanya itu karena ketaatannya terhadap Tarekat sebagai bentuk
ketaatan kepada Tuhan dan penghargaan kepada sesama.
Banyak pelajaran-pelajaran baik yang kami anak-anaknya peroleh dari malaikat kami ini,
yakni ‘harus selalu mencintai Tuhan dan sesama’, ‘tidak ada orang yang hidup untuk dirinya
sendiri tetapi hidup untuk orang lain’, ‘tetap hidup sederhana karena Tuhanlah yang memberikan
segala yang kami perlukan melalui orang-orang baik yang mau membantu’, ‘tetap harus berjuan
walaupun situasi semakin sulit’, ‘tetap tersenyum dalam segala situasi” dan ‘harus tetap setia
mamanggul salib yang Tuhan berikan’.
Mama Suster atau Oma Suster adalah Malaikat yang Tuhan kirim untuk melayani anakanak yang Tuhan sendiri titip padanya. Beliau bagi kami adalah malaikat baik, ibu yang penuh
kasih, sahabat setia, teman perjalanan, penolong yang rendah hati, Suster yang sederhana,
manusia dengan senyum termanis, TMM setia, dan Putri Joannes Aerts sejati.


Senyum Itu Kini T’lah Tiada


Kepergianmu menorehkan sejuta goresan luka pada setiap dinding hati yang
mengenalmu.
Kami pun belum bisa memahami arti kepergianmu.
Perjalanan masih teramat panjang, namun engkau telah mengakhirinya dalam
dekapan penderitaan yang singkat.
Tuhan berada dalam dekapanmu dan engkau berada dalam dekapan-Nya kala
waktu merenggutmu dari dunia fana ini.
Senyum itu kini t’lah tiada.
Engkau pergi untuk selamanya dan tak’kan kembali lagi hingga kita bersua nanti
di keabadian.
Doakan kami selalu dalam tatapan sunyimu di hadapan sang Hakim.
Maafkan kami jika dalam tatap dan sapa, ada salah yang menyakitimu.
Pemilik senyum manis, bahagialah bersama Tuhan kita.
Tetaplah tersenyum dari surga-Nya untuk kami yang masih dalam peziarahan.
By. Fr. Jiro SVD

IN MEMORIAM SR TERESA DA COSTA TMM

Bagikan kepada teman-teman anda ...

SR. TERESA DA COSTA TMM
SUSTER TMM PERTAMA (1) ASAL TIMOR LESTE
TMM berduka karena kehilangan putri terbaiknya, Suster Teresa Da Costa TMM
Suster Teresa Da Costa TMM atau yang akrab disapa Suster Tere lahir di Desa AitemuaTimor Leste pada tanggal, 05 Oktober 1976 dari pasangan Antonius Barreto (Alm) dan
Anggelina De Jesus (Alm), sebuah keluarga petani yang sederhana sebagai anak ke lima (5)
dari Sembilan (9) bersaudara. Pada masa kecil sampai beranjak dewasa dilaluinya di
kampung halaman tercinta bersama keluarga besar. Setelah menamatkan jenjang
pendidikan tingkat SLTA di Timor Leste, ia merantau ke daerah Jawa tepatnya di MadiunJawa Timur untuk melanjutkan pendidikannya pada tingkat yang lebih tinggi yakni di
STKAT- Madiun, sebagai calon guru Agama Katolik ketika itu.
Seiring berjalannya waktu, studi yang digelutinya harus kandas alias berakhir karena
bisikan Roh Kudus yang menghantar dia (suster Teres) untuk mengikuti Sang mempelai
Kristus yang telah memanggil dan memilihnya untuk bekerja sebagai pekerja di kebun
anggurnya yakni Tarekat Maria Mediatrix (TMM). Ketertarikannya menjadi suster TMM
lahir dari hatinya yang paling dalam, ketika terpesona melihat teman studinya Suster
Alfonsa Batfin TMM. Saking jatuh cintanya pada Kristus melalui TMM, maka segala hal
duniawi ia tinggalkan dan masuk ke dalam persaudaraan TMM di Maluku tanpa ketahuan
orang tua serta kaum keluarganya yang ada di Timor-Timor saat itu. Singkat cerita bahwa
ketika sudah menjadi Suster TMM secara resmi pada tanggal, 08 Desember 2001 barulah
diinformasikan kepada keluarga besar di kampung halaman. Ada rasa bahagia, senang,
sukacita karena diantara kakak dan adik, ada yang terpanggil secara khusus untuk menjadi
BIARAWATI.
Riwayat Panggilan Suster Teresa Da Costa TMM.
Keinginan dan kerinduan nona Theresia Da Costa Barreto kecil, untuk mengikuti Kristus
secara dekat sebagai seorang Biarawati, lahir dari pengalaman iman keluarga yang kemudian
ditumbuhkembangkan dan diwujudkan didalam dan melalui Tarekat Maria Mediatrix.
Ia menjalani masa Aspiran pada tahun 1998, masa Postulan pada tanggal, 08 Desember 1999 dan
masa Novisiat pada tanggal, 08 Desember 2000 sampai dengan 07 Desember 2001
Ia mengikrarkan Profesi Pertama dalam Tarekat Maria Mediatrix pada tanggal, 08 Desember
2001 dengan Motto: Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.
Ia mengikrarkan Kaul Kekal sebagai Anggota Defenitif dalam Tarekat Maria Mediatrix pada
tanggal, 08 Desember 2008.
Sesudah menyelesaikan pendidikan dan pembinaan dasar (Novisiat) Almarhumah di tugaskan di
Komunitas TMM Keluarga Kudus Tual, pada tahun 2001 sampai 2002 sebagai pengurus rumah
tangga. Pada awal tahun 2002 sampai akhir 2003 suster Teresa membantu di Percetakan milik
Tarekat yang beralamat di Jl. Dr. Malaihollo No. 01 Benteng-Ambon, selain tugas yang dipercayakan
beliau juga melaksanakan tugas pastoralnya dengan baik dan penuh sukacita. Pada Tahun 2004-
2008 Suster Tere, mendapat tugas baru di Komunitas TMM Sta. Paula Jakarta, sebagai suster studi
dan membantu di Kantor Yayasan Bintang Timur Tangerang, meski mendapat tugas ganda, semua
tugas dilaksanakan dengan baik dan penuh tanggungjawab. Pada tahun 2008-2010 bertugas di
Komunitas St. Yosep Kemuning-Tangerang, membantu di Yayasan Mekar Lestari Tangerang. setelah
tugas yang dipercayakan berakhir masa kontrak, maka suster Teresa mendapat tugas baru di Papua
tepatnya di kota rusa Merauke sebagai guru Agama di SMP Joannes Aerts pada tahun 2010-2012.
Dari Papua-Merauke, Suster Teresa mendapat tugas baru di kota Pahlawan-Surabaya pada
Desember 2012 sampai akhir hayatnya, sebagai IBU dan AYAH bagi anak-anak Panti Asuhan
Surabaya yang Tuhan titipkan kepadanya.
Kesetiaannya pada Sang mempelai yang memanggil dan memilihnya menjadi kokoh kuat sampai akhir
hayat  
Pribadi yang ceria dan pekerja keras.
Dalam persaudaraan TMM, Suster Teresa Da Costa TMM terkenal sebagai pribadi yang ceria
dan humoris, mampu menghidupkan suasana yang kaku menjadi ceria dan akrab. Kepribadian
yang murah senyum membuat banyak orang dekat dan akrab dengannya. Suster Teresa juga
terkenal sebagai pekerja keras, tidak pernah diam ditempat, suka mencari pekerjaan dengan
prinsip hidupnya ‘kerja supaya dapat berkat, kalau kita malas kerja nanti berkat tidak datang
sama kita’ ungkapnya. Keutamaan lain yang dimilikinya adalah KESEDERHANAAN dan
KERENDAHAN HATI. Hal ini terbukti dengan jelas ketika menjalankan tugas dan
tanggungjawa yang dipercayakan kepadanya. Tidak banyak keluh, yang ada hanyalah senyuman
yang terpancar dari wajahnya meski mendapat kesulitan dan tantangan dalam bekerja. Dalam
sakit yang dideritapun masih terlihat senyum manis dan kata-kata peneguhan serta kekuatan yang
keluar dari bibirnya, ungkap beberapa saudara dan saudari yang datang menjenguk di rumah
sakit di mana beliau di rawat.
Sr. Teresa Da Costa TMM selama masa hidupnya, khususnya dalam menjalankan tugas dan
pekerjaan yang diembankan Tarekat, Almaruhma dikenal sebagai seorang pribadi yang disiplin,
murah senyum, tekun, setia dan mempunyai semangat doa dan pengorbanan yang sangat tinggi.
Ia selalu menampakan kekhasannya sebagai seorang Suster TMM yang selalu senyum, ramah,
baik hati kepada sesama saudara dalam Tarekat maupun kepada siapa saja yang ia layani.
Sakitku adalah SALIB yang harus ku pikul.
Demikian kata-kata bijak sekaligus kekuatan yang keluar dari bibinya, ketika kami berbicara
dengan almarhumah Suster Teres via panggilan vc WhatSapp, luar biasa imannya kepada
Kristus, kekasih jiwanya. Meski dalam sakit yang semakin parah, lemah tak berdaya diatas
tempat pembaringan rumah sakit, toh masih memberikan senyuman disertai dengan lambaian
tangannya yang semakin melemah.
Pada tanggal, 25 Juni 2022 tepat pukul, 07.15 WIB Suster Teresa Da Costa TMM
menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit RKZ Surabaya. Suster Teresa meninggal dalam
usia 45 tahun, 8 bulan dan 20 hari. Ia telah pergi untuk selamanya, tetapi namanya harum
semerbak, tetap kami kenang, jasa dan pengorbananmu kami ingat selalu.
Suster Teresa Da Costa TMM telah memenangkan pertandingan dengan baik, mencapai
garis akhir dan mendapatkan MAHKOTA EMAS yang Tuhan janjikan kepadanya. Dan
akhirnya, kami mengucapkan SELAMAT JALAN SUSTER menuju Rumah Bapa. Kami
mengiringi kepergian Suster dengan doa-doa kami, semoga Sang mempelai Kristus sumber kasih
dan kehidupan menjemput Suster untuk menikmati keselamatan dan kebahagiaan kekal di Surga.
Jadilah pendoa bagi kami yang masih berziarah di dunia ini…  
Ambon, 27 Juni 2022
Vero Lamere TMM

 

Kilas Balik Kebersamaan dengan Sr. Teresa Da cozta, tmm

Pertemuan, Perjumpaan pertama kali bersama
Almarhumah Sr.Teresa Da Costa TMM saat kami
berada di Rumah Bina Postulan TMM Langgur.
Saat itu kami 16 calon sudah mendahului masuk
rumah bina, sedangkan Sr Teresa datang ke
Langgur terakhir, karena waktu itu baru
menyelesaikan Kuliah di Madiun Bersama para
suster TMM lainnya sehingga kami berjumlah 17
orang.
Sr Teresa adalah sosok seorang yang sangat
Rajin, pekerja keras dan periang. Moment kebersamaan kami dengan
sr Tres sejak Postulan, Novisiat kurang lebih 3 tahun kami dibina,
diarahkan dan didampingi oleh para Pembina dapat mengantar kami
untuk menentukan Pilihan mengikrarkan Profesi Pertama di Langgur
Tahun 2001 dan masuk tahap Yunior.
Setelah Profesi Pertama kamipun di beri kepercayaan oleh Pemimpin
Umum untuk tugas karya. Sehingga kami terpisah tempat tugas , namun
relasi/komunikasi tetap menjadi penghubung diantara kami. Beberapa
tempat tugas dijalankan oleh Almarhum Sr Theresia namun
pengalaman yang berkesan ketika bertugas di Karya Sosial (Panti
Asuhan) yang pertama adalah Panti Asuhan Mekar Lestari Serpong
Bersama Sr Wilhelmina Ratuanak TMM dan beberapa Awam yang
menjadi Perintis Awal membuka panti asuhan. proses demi proses
Almarhum bekerja melayani dengan mengutamakan Kasih yang tulus
kepada anak anak yang tak dikehendaki dan dilantarkan .
Kesetiaan dan Komitmen Sr Teresa untuk berkarya bersama awam di
sebuah panti mejnjadi inspirasi bagi dia untuk membuka sebuah karya
sosial. Akhirnya Tarekat mengutus Sr Teresa ke Komuntas Surabaya,
disanalah sr Tres hadir dengan sebuah impian yang terus menerus
dikejar dalam sebuah pemikiran yang sederhana dan dikuatkan dengan
Doa yang tak kunjung hentinya. Dan impian itu dijawab oleh Tuhan
berkat kerjasama banyak pihak yang turut terlibat bersama Sr Tres
merintis sebuah Karya sosial di Surabaya yakni Panti Asuhan Santo
Yakobus.
Keberhasilan Sr Tres menjalankan Amanah dari Tarekat sungguh luar
biasa berbekal pemikiran sederhana tetapi mampui membangun Biara
TMM dan Panti Asuhan menjadi kebanggaan bagi Tarekat dan kami
teman seangkatan. Saya secara Pribadi bersyukur memiliki teman yang
sederhana dalam kata kata namun hebat dalam tindakan yang nyata.
Meskipun tugas kami berbeda dalam karya sesuai kemampuan namun
sosok sr tres yang menjadi inspirasi bagi kami. Dan sejak sr Tres sakit
dan harus di operasi akibat penyakit yang dideritanya saya dan teman
teman lain selalu berkomunikasi lewat telepon untuk saling menguatkan
dan saling berbagi pengalaman. Hari demi hari dilalui selama proses
pemulihan tetapi saya dan beberapa teman seangkatan selalu
komunikasi via telepon untuk melihat kondisinya meskipun kami
bercerita singkat saling menyapa, saling senyum untuk menguatkan.. di
akhir bulan Mei saya menghubungi Sr Tres yang saat itu sedang
pemulihan di Biara dan masih sempat mengangkat telepon dari saya.
Dan saya menyampaikan bahwa tanggal 23 saya ke Surabaya untuk
urusan keperluan sekolah. Pembicaraan kami berdua lewat telepon dia
menyampaikan bahwa ingat datang bawa ole-ole (enbal). Kami
mengakhiri pembicaraan karena kondisinya masih sakit. Tepat tanggal
23 Mei 2022 sayapun berangkat dari Langgur menuju Surabaya.
Tanggal 24 saya dan Sr Hendrika , Frater Jiro dan 2 anak panti ke
Rumah Sakit RKZ , setelah tiba di ruang ICU tempat Sr Tres di rawat
dalam hati sedih melihat kondisinya yang tak berdaya lagi. Saya hadir
mewakili teman teman seangkatan malam itu memandang tubuhnya
yang dulu sehat kini lemah merasakan sakit di seluruh tubuhnya.
Kehadiran saya masih disapa olehnya dengan menyebut nama saya
malam itu sempat air mata saya berlinang menyaksikan sosok yang dulu
kuat, periang, kerjakeras kini terbaring lemah. Kamipun pamit sekitar
jam 00.00 malam dan kamipun pulang dan besok kami akan kembali
lagi ke RS. Namun Tuhan punya Rencana yang terbaik untuk teman
kami di tanggal 25 Mei 2022. malam itu jadi malam terakhir 24 Mei
2022 saya masih berjumpa dan masih saling menyapa. Terimakasih Sr
Tres kamu adalah teman terbaik seengkatan yang selalu hadir
memberikan warna bahagia dan sukacita bagi kami dan semua naggota
tarekat.. ( sr fransina tmm

puisi untuk sr. teresa da cozta, tmm

PUISI UNTUK SR. TERESA DA COSTA TMM
SEDIKIT MENGENALMU
AKU SEDIKIT MENGENALMU
MENDENGAR TENTANG NAMAMU
AKU MULAI TERTARIK,
AKU TERTARIK UNTUK MENGENALMU
SUSTER TERESA DA COSTA TMM
NAMAMU 
MENUNJUKAN KARAKTERMU YANG BAIK
SIKAPMU YANG RAMAH,
TUTUR KATAMU YANG MENDUKUNG,
BUDI BAHASAMU YANG HALUS,
MENGGUGAH HATIKU,
UNTUK KELAK MENJADI SEPERTIMU.
MENJADI IBU, AYAH, KAKAK DAN ADIK
UNTUK SEKALIAN ANAK KECIL, YANG TERLANTARKAN,
KASIH SAYANGMU, PENGORBANANMU,
KAU NYATAKAN LEWAT KARYA PELAYANANMU
KAU ADA SEBAGAI MARIA PENGANTARA
KAU BENAR-BENAR MENAJADI PENYALUR RAHMAT TUHAN
BAGI SEKALIAN ORANG
TERIMAKASIH UNTUK PENGORBANANMU
TERIMAKASIH KARYA KEJA KERASMU
TERIMAKASIH UNTUK KESETIAANMU
DAN…
SYUKUR PUJIAN KEPADA BUNDA TERSUCI
SANTA PERAWAN MARIA, KARENA MENYAMBUTMU
DALAM KESELAMATAN KERAJAAN ALLAH
TEPAT PADA TANGGAL, 25 JUNI 2022
PERAYAAN SANTA MARIA HATI TAK BERNODA
SUSTER…
TUHAN YANG MEMILIHMU,,
MENGENALMU,,
HINGGA SAAT MEMANGGILMU KEMBALI
PADA PANGKUANNYA,,,
TEPAT PADA HARI ‘HATI TERSUCI BUNDANYA’
SUSTER….
TUHAN SUDAH MENYAMBUTMU
DENGAN PENUH SUKACITA.
DAN,,,
KAMI ATAS NAMA TAREKAT MENGUCAPKAN
PROFICIAT…ATAS KEMENANGAN IMAN
YANG SUSTER PEROLEH DI DUNIA DAN DI SURGA.
KAMI PERCAYA, KESETIAANMU MENJALANKAN
KETIGA KAUL MEMBUAHKAN HASIL
BAPA, PUTERA DNA ROH KUDUS
JUGA BUNDA DAN TELADAN KITA MENYAMBUTMU DI SURGA.
AKU SEDIKIT MENGENALMU
DARI HATI YANG TERDALAM
KU UCAPKAN SELAMAT JALAN SAUDARIKU
SUSTER TERESA DA COSTA TMM
Karya: Sr. Amelia Beraukin TMM.

INI AKU UTUSLAH AKU (YES 6:8)

Bagikan kepada teman-teman anda ...

“Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata,Siapakah yang akan Kuutus dan Siapakah yang mau pergi untuk Aku? Maka sahutku”Ini aku ,utuslah aku”

Rekan – rekan muda sekalian yang terkasih dalam Tuhan

Malam ini kita berkumpul disini,ditempat ini,disekeliling api unggun ini yang menjadi symbol “semangat yang berkobar – kobar untuk siap diutus ditengah zaman yang semakin canggih ini.Kita hadir disini dengan segala ada dan segala kesadaran dari diri kita sendir tanpa paksaan melainkan karena kemauan dan keinginan diri sendiri untuk melayani Tuhan dan mewartakan karya keselamatan Allah bagi semua orang.

Rekan – rekan muda sekalian anda di panggil untuk membangun gereja masa depan dalam melayani Tuhan dan sesama.Mualai dari pagi samapai malam hari ini anda semua tentu sudah begumul dalam banyak hal mungkin melalui renungan – renungan, refleksi yang menghantar anda untuk bersama – sama membangun suatu niat dan komitmen  yang kuat untuk lebih aktif lagi dengan berbagai macam program dan kegiatan yang sudah anda siapkan untuk dilaksanakan.hari ini juga anda semua diajak untuk membangun sebuah jalinan dan kerja sma yang baik,bertanggung jawab,jeli melihat segala sesuatu,anda diajak untuk saling bekerja sama,saling mendengarkan,saling mendukung,sportif juga berani keluar dari keegoisan diri,kepentingan diri sendiri,berani dipimpin dan memimpin diri sendir,sabra,dewasa,jujur,adil dalam segala hal dan belajar disiplin diri dalam sebuah permainan yg mungkin hari ini anda lakukan.Sebagai orang muda anda diharapkan untuk memiliki semangat berani berkorban bagi sesame dan Tuhan,berani berkorban dengan memberikan waktu,tenaga,pikiran dalam melayani Tuhan.

Seperti ungkapan Bapa Paus Fransiskus untuk orang-orang muda katolik”Christus Vivit”yang artinya “Kristus Hidup”dan ingin agar engkau hidup,serta mengajak orang muda lainnya untuk selalu bersyukur atas hidupnya serta atas anugerah panggilan dan perutusan,kendati kandang kala perahu hidup kita dilanda gelombang wabah,tapi rasa syukur tidak pernah berubah sebab Allah menghendaki hidup menjadi berkah.Rekan – rekan muda Allah memanggil orang muda untuk terlibat dalam karya penyelamatan,Allah mengutus orang muda untuk menjadi “pemern utama dalam segalnya”menjadi orang muda katolik yang dipanggil dan siap diutus untuk melihat dan memberi dengan hati 7yang mampu mengasihi.Ada banyak cara jalan untuk kita mewartakan karya keselamatan Allah Media social yang cukup tren saat ini mulai IG,TWITER,WA,FB dan masih banyak hal lainnya yg dapat anda gunakan untuk mengembangkan diri dan mewartakan karya kasih ALLAH selain anda menambah wawasan,relasi yang sehat juga ,menambah sahabat dalam dunia maya tapi dapat juga digunaka untuk memberikan hal – hl yang positif yang bersifat membangun.

Rekan – rekan muda yang dikasihi Allah.Proses ketika anda dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam karya penyelamatan ini tentulah tidak mudah dan gampang.Pastilah memalui suatu proses yang panjang dengan banyak pertimbangan.Dan ketika anada semua siap dan memutuskan untuk bergabung maka saat itulah anda siap diutus untuk menjadi duta – duta keselamatan dalam mengembangkan kerajaan Alaah melalui kehadiran dan ketrlibatan anda dalam karya pastoral gereja yangada digereja,linkungan maupun di masyarakat pada umumnya.

Untuk itu malam inianda dan kita semau berdiri disekililing apai ini yang memberikan kehangatan,semangat yang berkobar – kobar  untuk SIAP DIUTUS melaksanakan tugas sesuai dengan komitmen, niat,dan keputusan bersma  untuk membangun perkembngan gereja dan menyebarluaskan karya keselamatan Allah di tengah zaman ini.

Makah al yang dapat kita lakukan dalam melaksanakan komitmen ini antara lain:

  1. Kita mulai hidup baru di dalam Tuhan (2 Kor 5:17)
  2. Kita siap menjadi saksi – nya di tengah dunia(Mat 28:19,Kis 1:8)
  3. Melaui seluruh eksistensi kehidupan kita menjadi garam dan terang dunia(Mat5:13 -16)
  4. Selepas anda semua dari tempat ini dari tempat ini maka anda semua memikul tuga dan tanggung yang berat dipundak anda msing – masing untuk benar – benar berkomitmen untuk SIAP DIUTUS menjadi orang muda yang militant 100% katolik dan 100% Indonesia bukan hanya untuk Negara saja tetapi terutama untuk Gereja dengan kata lain anda semua hadir untuk menjadi garam dan terang dinia ditenga masyarakat yang majemuk ini,tentu tidak mudah menjadi pengikut Yesus banyak tantangan dan cobaan ,tetapi kita tidak perlu takut karena Yesus sendiri menyertai nanda sekalian dalam melaksanakan tugas perutusan ini ingat “banayak Yang di Panggil ,tetapi sedikit yng terpilih”dan dari banyaknya anak muda katolik yang di paroki muara teweh ini adalah yang dipilih dan dipanggil.SELAMAT BERKARYA BAGI YESUS DAN JADILAH BERKAT BAGI ORANG LAIN

TUHAN YESUS MEMBERKATI.

“SIAPAKAH CINTA SEJATIKU”

Bagikan kepada teman-teman anda ...

Kisah Seorang Novis TMM
SR. MATHEA WELERUBUN
Aku pernah jatuh cinta kepada seseorang dan aku sangat mencintainya dengan
harapan bahwa suatu kelak akan menjadi pendamping hidup ku seumur hidup. Namun
ia yang aku cintai telah pergi mencintai wanita lain, aku sangat kecewa, sedih dan
berpengharapan bahwa kelak akan kembali kepada ku…semuanya sirnah ditelan bumi
karena telah terdengar kabar bahwa ia telah menjadi suami orang alias menikah
dengan pujaan hatinya. Aku kecewa, putus asah dan ingin mati rasanya…….!!! kini
tinggallah aku seorang diri dan tidak tahu kemana harus melangkahkan kaki ku,
mencari cinta sejati ku. Suatu ketika, aku berjalan menyusuri lorong demi lorong
kehidupan,,,tiba-tiba aku tersentak dan terperangah melihat sesuatu yang kelihatan dari
jauh samar-samar, aku mencoba untuk mendekat ternyata yang ku temui adalah
sepucuk surat cinta dari seorang pangeran yang sedang membuka hatinya bagi setiap
wanita yang mau dan siap menjadi pendamping hidupnya…dengan harapan bahwa bagi
siapa yang mau dan bisa merebut hatiku aku akan setia kepadanya seumur
hidupku…demikian seruan hati sang pangeran. Ketika aku membaca surat itu, aku sangat
bahagia dan berusaha semampu ku untuk menemui pangeran itu. Aku membuat surat
balasan dan menarunya ditempat yang sama. Hari demi hari ku lalui dengan satu
harapan bahwa surat ku akan mendapat balasan. Kini tibalah hari yang telah lama aku
merindukannya, surat cinta ku mendapat balasan ‘aku diterima menjadi permasyurinya’
senang…bahagia….sukacita meliputi hidup ku sepanjang hari. Pada tgl, 22 Oktober 2012
aku disandingnya. Ketika aku masuk dan mengalami kehidupan bersamanya,,,ternyata
sulit bagiku untuk menyesuaikan diri dengan segala aneka aturan yang ada, ternyata
tidak segampang yang aku pikirkan, banyak bebatuan yang tajam dan sulit untuk
dilewati,,,meski sang pangerang ada bersamaku untuk menghibur, menggendong dan
memanjakanku setiap waktu. Inikah yang namanya cinta sejati ?? hari demi hari
kulewati bersama,,,namun tak dipungkiri bahwa tantangan demi tantangan datang silih
berganti mencoba untuk memisahkan ku dari dirinya,,,ku akui bahwa sebagai insan
lemah aku tak mampu melangkah lagi meniti hari-hari bersamanya…namun dalam
kepasrahanku aku mencoba untuk terus bangkit walau tertatih, karena Dialah cinta
sejati ku. Aku berusaha dan berjuang maju terus melangkah hari demi hari karena
cinta sejati menuntut sebuah pengorbanan yang besar,,,dan pengorbanan menuntut
kesetiaan dan kesetiaan menuntut SALIB,,,maka NIAT HATIku adalah “Mengikuti Sang
Pangeran” dengan Senyuman Kasih lewat tugas dan pekerjaan ku walau badai
menerpah. Yesus Engkau Andalan ku.

BERMALAM DI HUTAN : MENYENANGKAN DAN BERKESAN

Bagikan kepada teman-teman anda ...

By Sr. Vero TMM

Tanggal, 11 Maret 2013 tepat pukul 08.30 wit kami satu rombongan yakni : (Bapak Uskup,
Pater Joned Saputra Pr, Sr. Vero Lamere TMM dan om Alo Robubun sang motoris) melaju dengan
Speedboat 85 ‘kendaraan Uskup’ menuju ke Paroki-paroki di Wilayah Pantai Kasuari dalam rangka
kunjungan Pastoral oleh Yang Mulia Bapak Uskup Keuskupan Agats-Asmat, Mgr. Aloysius
Murwito OFM. Menurut rencana, kami akan bermalam di stasi Sagarei untuk pelayanan Misa disana,
tetapi itulah rencana manusia yang kadang kalah meleset dari apa yang sudah direncanakan….
Dalam perjalanan, kira-kira pukul 10.00 wit tiba-tiba speedboat mengalami gangguan mesin.
Sambil terapung-apung di sungai, motoris dibantu oleh pastor Joned kemudian memeriksa dan
membongkar mesin untuk mencari dimana letak kerusakan. Setelah selesai diperbaiki dan dibersikan
dari kotoran, mesin dipasang kembali dan akhirnya bisa berjalan meskipun tidak selancar seperti
semula. Menurut sang motoris, kemungkinan besar ada sesuatu yang tidak beres pada mesin tetapi
tidak tahu persis apa yang menyebabkan sehingga speedboat seperti tidak bertenaga. Dengan penuh
kesabaran, kami melaju ke kampung terdekat. Setibanya kami di kampung Warse, kami turun
kedarat dijemput oleh masyarakat dan menghantar kami menuju ke Jew (rumah bujang) untuk
beristirahat sebentar sambil menunggu mesinnya diperbaiki. Setelah dibongkar dan diperiksa dengan
seksama kemudian diperbaiki tetapi hasilnya sama ‘kata orang Jawa : ‘sami mawon’ akhirnya om Alo
sang motoris menelpon ke Agats supaya segera dibantu, puji Tuhan bahwa saat itu ada signal HP
sehingga komunikasi dengan pihak bengkel keuskupan berjalan lancar. Setelah menunggu sekitar 3
jam akhirnya tekhnisi keuskupan datang. Karena tidak memungkinkan melanjutkan perjalanan
dengan menggunakan speedboat uskup, maka speedboat dibawa kembali ke Agats, sedangkan kami
harus menunggu di Warse. Karena perbekalan kami ada di speedboat, maka saat itu kami menumpang
di rumah Kepala Sekolah SD YPPK Warse. Disana kami bisa beristirahat sambil menikmati makan
siang dan malam berupa mie rebus (makanan faforit saat pastoral).
Warta Mediatrix Edisi Januari-April 2015 /Hal. 25
Pekerjaan yang paling membosankan adalah ‘menunggu’ dan kami menunggu dengan
penuh kesabaran, akhirnya tepat pukul 20.00 wit speedboat pengganti tiba di Warse. Kemudian kami
melanjutkan perjalanan menuju Atsj dan berencana bermalam disana supaya esok hari bisa menuju
Sagarei. Dalam kegelapan malam hanya ditemani dan diterangi lampu speedboat dan senter super
terang milik pastor Joned Saputra Pr, kami melaju dengan kecepatan tinggi menuju Atsj yang
biasanya bisa ditempuh dengan waktu setengah jam. Kami melaju dalam kegelapan malam melewati
tanjung demi tanjung menuju Atsj. Kami mengalami kejadian aneh, dimana jalur yang begitu akrab
dengan kami tiba-tiba seperti asing dan membuat kami salah arah. Bukannya menuju Atsj, tetapi
speedboat malah mengarah ke Muara Sungai Siret yang pada saat itu mulai menampakkan keganasan
ombaknya. Karena semakin larut kira-kira jam 23.00, Bapak Uskup mengajak kami mencari tempat
yang aman dan tenang supaya bisa beristirahat, alias bermalam di hutan. Akhirnya kami masuk ke
sungai kecil dan mengikat speedboat di batang pohon. Kami bermalam, tidur beralaskan sandaran
kursi speedboat apa adanya sampai pagi, syukur kepada Sang Pencipta, meskipun sempat hujan deras
dan digoyang ombak, saat itu tidak ada gangguan nyamuk dan buaya, sehingga bisa tertidur walau
tidak senyaman dan seenak yang biasa tetapi tenang dan aman dalam naungan Kasih-Nya. Tepat
pukul 05.45 wit, kami kembali melaju dengan speedboat menuju Atsj, disana kami disambut oleh
Komunitas OSC Atsj yaitu : Fr. Ferdinand OSC, Pater Dedy OSC, Pater Anton OSC, dan Pater
Hary Knol OSC, dengan ramah kami diterima dan dijamu oleh mereka. Melihat gejala alam yang
tidak menentu, akhirnya Bapak Uskup memutuskan supaya kami kembali ke Agats karena beresiko
tinggi melanjutkan perjalanan ke Pantai Kasuari dengan kondisi cuaca yang sangat buruk. Tepat
pukul 10.00 wit, kami melaju dengan speedboat kembali ke Agats dan tiba dengan selamat tanpa
kekurangan suatu apapun walau dilanda ombak yang dasyat dan ganas, angin kencang dan panas
matahari yang semakin menyengat di kulit. Dormomoo and Tuhan Jesus sayang katong samua.
Sekilas info ketika berpastoral di Tanah Lumpur yang penuh Mutiara Indah…Agats,13 Maret 2013

PENGALAMAN MENJADI SUSTER TMM

Bagikan kepada teman-teman anda ...


( oleh : Sr. Magdalena Folatfindu TMM )
Saat terindah merenungkan perjalanan panggilan nan suci ini, pantas saya panjatkan
puji syukur kepada Tuhan atas kasih setiaNya yang senantiasa menyertai saya hingga saat ini
dan atas campur tangan-Nya dalam setiap peristiwa hidup saya. Benih panggilan yang Tuhan
taburkan dalam keluarga melalui kedua orangtua saya telah bertumbuh dan berkembang
sampai sekarang. Tak terasa kini 32 tahun saya jalani Hidup Membiara bersama teman
seangkatan dalam panggilan khususnya dan Consuster umumnya.. Masih 8 tahun lagi saya
bersama teman seangkatan akan merayakan 40 Tahun (Panca Windu ) Hidup Membiara.
Dalam perjalanan panggilan selama ini saya sungguh merasakan kebahagiaan batin
yang didasari relasi intens dengan Yesus melalui doa secara pribadi maupun bersama.
Kebahagiaan itu terpancar dalam senyum saya, walau terkadang saya tampakkan senyum
belimbing. Bagi saya pribadi sangat important sangat penting mempunyai kedekatan yang
intens dengan Yesus melalui Perayaan Ekaristi, Adorasi sembah sujud kepada Sakramen Maha
Kudus, doa Kerahiman Ilahi untuk selalu mohon kerahiman Hati Yesus atas segala dosa dan
salah yang saya perbuat dan juga doa-doa yang lain. Jadi intinya hidup kita sebagai seorang
Suster harus dilandasi dengan doa. Dan sebagai seorang Suster TMM yang menyandang nama
Maria harus juga hidup seperti Maria. Yang saya perjuangkan terus menerus adalah berusaha
agar mengikuti contoh dan teladan Bunda Maria yang pasrah pada kehendak Tuhan, rendah
hati, sederhana dan gembira, peka dalam setiap situasi dan peristiwa, suka menghibur,
menolong dan membahagiakan orang lain, positif thingking terhadap orang lain. Saya
sungguh–sungguh merasakan doa saya selalu Yesus kabulkan, Yesus selalu peduli dan campur
tangan dalam setiap peristiwa hidup saya sehingga saya menjalani hidup panggilan ini dengan
cerah ceria dan masih setia sampai saat ini. Namun tidak selamanya saya berjalan di jalan yang
mulus menyenangkan tetapi terkadang mencucurkan air mata melewati jalan yang terjal dan
berliku-liku penuh kerikil-kerikil tajam serta terbentur dinding aneka ragam tantangan dan
kesulitan.
Warta Mediatrix Edisi Januari-April 2015 /Hal. 17
Dalam perjalanan dari waktu ke waktu, saya ingin memaparkan percikan-percikan
pengalaman saya sebagai seorang Suster TMM. Pada saat saya diterima mengikrarkan Kaul
Pertama dalam Tarekat Maria Mediatrix, saya langsung ditempatkan di Komunitas TMM
Ohoinol bersama seorang teman seangkatan yakni Sr. Willibrordi Leftungun TMM. Desa
Ohoinol desa yang kecil mungil tetapi memberikan kebahagiaan dan makna tersendiri bagi saya
secara pribadi dan menggugah hati saya untuk menciptakan sebuah puisi dengan judul
“KEINDAHAN ALAM OHOINOL”. dan dimuat dalam majalah TMM tahun 1982 yang saat itu
nama majalah “GABRIEL”. Alam Desa Ohoinol memang sungguh indah ketika pagi saat saya
meditasi merasa seakan diiringi dengan musik instrumentalia siulan dan kicauan burung nan
merdu yang sedang berterbangan diatas dahan sambil menyaksikan fajar mulai menyingsing di
ufuk Timur, sangat menyenangkan dan memberikan kedamaian batin. Setelah dari Ohoinol saya
dimutasikan ke Langgur untuk tugas belajar, dari Langgur ke Jakarta untuk tugas belajar, dari
Jakarta ke Yogya untuk tugas belajar setelah selesai study dimutasikan ke Ambon langsung
mulai berkarya untuk pertama kali dengan tugas sebagai (Sekpri) Sekretaris Pribadi Uskup
Diosis Amboina Mgr. Andreas Sol MSC tahun 1991 kemudian lanjut sebagai Sekretaris Pribadi
untuk Uskup Baru Mgr. P.C. Mandagi MSC tahun 1994. Pada tahun 1997 Wakil Pemimpin
Umum saat itu Sr. Bernadetha Weleurat TMM meninggal dunia sehingga Sekretaris Tarekat Sr.
Petra Orun TMM dipilih sebagai Wakil Pemimpin Umum dan saya menggantikannya sebagai
Sekretaris Tarekat. Tahun 1999 saya diberi tugas belajar di Jerman di Gothe Institut Schwäbisch
Hall di Stutgart. Setelah kembali ke Indonesia saya ditugaskan sebagai Ekonom Tarekat
beberapa bulan menjelang Kapitel tahun 2001. Tahun 2002 saya ditugaskan bekerja di Crisis
Center Keuskupan Amboina bersama P. Fred Sarkol MSC dan P. Agus Ulahayanan Pr. Tahun
2004 saya ditugaskan membantu Uskup Emeritus Andreas Sol MSC di Perpustakaan Rumphius.
Tahun 2009 saya ditugaskan menemani Pemimpin Umum Sr. Josephina Nurmalay TMM ke
Jerman untuk kedua kalinya. Setelah kembali ke Indonesia tahun 2010 saya dimutasikan ke
Komunitas TMM Agats Papua Selatan dan bertugas sebagai Sekretaris Pribadi Uskup
Keuskupan Agats Mgr. Aloysius Murwito OFM.
Warta Mediatrix Edisi Januari-April 2015 /Hal. 18
Saya sungguh bahagia dan merasa mendapat banyak berkat karena dalam karya saya
sebagian besar bekerja dengan para Uskup sebagai Sekpri Uskup. Dan tahun 2013 setelah
Kapitel saya ditugaskan untuk membantu di Sekretariat Tarekat oleh Pemimpin Umum Baru Sr.
Margarethis Kelen TMM. Ini sekilas pekerjaan saya selama ini, dan saya selalu punya prinsip
ada tugas ada rahmat sehingga jenis pekerjaan apapun yang ditugaskan atau dipercayakan
kepada saya tidak pernah saya tolak tetapi menerimanya dan melaksanakan dengan sepenuh hati,
sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu. Bila disimak
pengalaman-pengalaman saya sebagi seorang Suster TMM saya bagi menjadi 3 bagian yakni
pengalaman di taman getsemani, pengalaman di gunung golgotha dan pengalaman di atas
gunung Tabor. Bahwa saya bersyukur pernah mengalami pengalaman mirip pengalaman Yesus
di Getsemani ditinggalkan sendirian menghadapi penderitaan, di golgota pernah mengalami
dicacimaki, dihina, difitna, dilukai, dipukul, diadili bahkan hampir mengorbankan panggilan.
Dalam perjalanan mengarungi samudera luas bersama Yesus dan teman seangkatan sering
menghadapi gelombang yang tinggi dan ombak yang dasyat sampai mengempaskan saya dan
teman-teman jatuh ke dalam laut dan kami menghadapinya dengan gaya kami masing-masing
dan ada seorang teman seangkatan tenggelam hilang menjelang pesta Perak. Walaupun jatuh
bangun silih berganti dalam kehidupan saya bersama teman seangkatan namun, Yesus selalu
memberikan kekuatan bagi saya dan Yesus bersabda “ Jangan takut, Aku menyertai kamu
sampai akhir zaman”. Bila saya mengalami kesulitan dan kesusahan saya hanya
mengungkapkannya kepada Yesus dalam doa saya secara pribadi. Dalam mengikuti Yesus
menjalani panggilan hidupku, banyak pengalaman dan peristiwa yang menyenangkan dan
membahagiakan, pengalaman-pengalaman indah yang saya alami bersama Yesus di atas gunung
Tabor yang membuat saya bahagia dalam panggilan, sehingga Motto Panggilan saya “TUHAN
MEMBUAT SEGALANYA INDAH PADA WAKTUNYA”. Demikian percikan pengalaman
saya sebagai seorang Suster TMM

AKU INI HAMBA TUHAN TERJADILAH PADAKU MENURUT PERKATAAN-MU ITU. LUK 1: 38

Bagikan kepada teman-teman anda ...

( By : Sr. Engelbertha Lamere TMM)
Seruan Bunda Maria ini mengungkapkan iman yang mendalam. Ia mengetahui
kehendak Allah yang memilih dirinya untuk menerima Kabar Gembira. Bunda Maria sadar
bahwa Tuhan memilih dia untuk bekerja sama dalam karya keselamatan yang dirancang dan
yang menjadi rencana Allah sendiri. Maria menerima tawaran dan tugas untuk menjadi Ibu
Sang Juru Selamat dunia. Maria bersedia untuk mengandung dan melahirkan Yesus Sang
Putera Allah. Maria ketika ditawari Allah untuk menjadi Ibu Sang Penebus yang adalah Cinta
Allah dalam wujud Manusia, saat itulah Maria menyatakan dirinya sebagai pengantara rahmat
cinta Hati Kudus Yesus. Maria menyatakan kesanggupannya bukan dengan mengandalkan
kekuatan sendiri, melainkan kuasa dan kekuatan Sabda Allah yang menjadi manusia dalam
rahimnya. Luk 1:26-38. Karena iman Maria, maka dia memperoleh kekuatan dan keberanian
untuk menerima Sabda menjadi manusia oleh Allah dijadikan Ibu, sekaligus Pengantara Rahmat
Cinta Penyelamatan Allah karena Allah sendiri adalah SETIA.
Kesaksian Lukas dalam Injil menegaskan keyakinan bahwa Bunda Maria adalah seorang
Perawan, baik dalam pengertian fisik/biologis (belum kawin) maupun dalam pengertian rohani
(asli, utuh, tak bernoda/tak terjamah). Dan memang demikian bahwa Perawan itu dalam
hidupnya sendiri menjadi teladan cinta kasih sebagai ibu yang harus menjiwai kita semua yang
dalam misi kerasulan Gereja maupun Tarekat, kita ditugaskan untuk ikut serta bersama Maria
mengandung dan melahirkan Yesus Sang Penyelamat manusia.
Seperti Maria kita pun mendapat tawaran untuk ‘mengandung dan melahirkan Yesus’.
Mengandung Yesus yakni menerima Yesus hadir dan tinggal dalam diri kita. Sebagai suster
TMM kita juga mempunyai tugas untuk ‘Melahirkan Yesus’ yakni menghadirkan Yesus kepada
sesama anggota TMM dalam komunitas, dan kepada umat/masyarakat melalui hidup dan
karya kita. Kita menghadirkan Yesus melalui pewartaan dalam hidup kita, melalui tugas
sebagai Pemimpin Komunitas, Pemimpin Karya, sebagai anggota dan lain sebagainya. Kita
juga seperti Bunda Maria dengan percaya, berharap dan berpasrah pada kehendak dan
campur tangan Allah dan senantiasa menyatakan dan membuktikan iman kita, kesediaan dan
ketaatan serta kesetiaan kita untuk menanggapi panggilan dan tugas perutusan Allah melalui
Tarekat dan dalam karya pengabdian kepada umat yang menjadi sasaran tugas perutusan
kita.
Namun kendala utama untuk ‘mengandung dan melahirkan atau menjadi pengantara bagi
Yesus dan sesama dewasa ini ialah : kita sering menolak dan merasa diri tidak pantas atau tidak
mampu.
POJOK
Warta Mediatrix Edisi Januari-April 2015 /Hal. 8
Masalahnya adalah karena kita tidak mau menjadi ‘HAMBA’ bagi Tuhan untuk
mengabdi dan melayani Yesus yang hadir dalam diri kita sendiri, dan orang lain
disekitar kita. Pada zaman ini apakah kita bersedia menjadi Hamba bagi Yesus yang
hadir dalam diri sesama, Yesus yang hadir dalam karya-karya kita, Yesus yang hadir
dalam diri siapapun yang hidup dan tinggal berkarya bersama kita ??
Jikalau kita mau menjadi ‘Hamba’ bagi Tuhan dan sesama maka ada Kiat-kiat Kitab
Suci yang dapat membantu kita yaitu :

  1. Memiliki sikap Iman yang Kuat seperti Bunda Maria
  2. Memiliki sikap Taat-Setia (Lepas Bebas) seperti Bunda Maria
  3. Memiliki sikap Kerendahan Hati seperti Bunda Maria
  4. Memiliki sikap Keterbukaan Hati untuk menerima tawaran Allah seperti Bunda
    Maria
  5. Memiliki sikap Keberanian untuk mengambil resiko seperti Bunda Maria
  6. Memiliki sikap Pengorbanan yang tinggi seperti Bunda Maria
  7. Memiliki sikap Kesederhanaan dalam hidup seperti Bunda Maria
  8. Memiliki sikap Tahan Banting seperti Bunda Maria
  9. Memiliki sikap Kepasrahan diri seperti Bunda Maria
    Akhirnya sebagai suster TMM, marilah kita berjuang bersama Bunda Maria
    Pengantara Rahmat Allah bersama-sama menyeruhkan : ‘FIAT FOLUNTAS TUA’ agar
    melalui kita semua sebagai anggota TMM, dan melalui kesaksian hidup sehari-hari,
    banyak orang datang kepada Yesus untuk mengalami dan merasakan kasih, damai,
    sukacita dan kebahagiaan, kegembiraan serta keselamatan dari Allah…PER MARIAM
    AD JESUM.
    SEMOGA HARI Raya Kabar Sukacita ini membuka hati kita untuk semakin bersedia
    bekerja sama dengan Allah dalam karya keselamatan dunia dan demi karya
    pembangunan Kerajaan Allah bagi sesama….semoga demikian. Selamat Pesta… 
Kirim Pesan
1
Tarekat Maria Mediatrix
Halo. Selamat datang di Tarekat Maria Mediatrix.
Ada yang bisa kami bantu?